Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Krisis
Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Krisis – Jika kita berbicara tentang kesehatan, kita melihat dari definisi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia yaitu kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan sosial. Di tengah pandemi COVID-19, kita tidak hanya harus menjaga kesehatan fisik, namun juga menjaga kesehatan mental dan sosial. Banyaknya pemberitaan domestik dan internasional seringkali mempengaruhi keadaan pikiran, emosi dan perilaku.
Reaksi terhadap pandemi ini berbeda-beda. Mulai dari rasa cemas, khawatir, takut hingga sedih karena harus melakukan social distance dan berdiam diri di rumah.
Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Krisis
“Bagaimana jika saya tertular atau menulari keluarga saya?” “Saya batuk, apakah saya tertular?” “Saya bekerja di bidang kesehatan, saya takut menulari orang-orang di sekitar saya” “Sungguh menjengkelkan karena saya harus tinggal di rumah sepanjang waktu” “Saya ingin bermain dengan teman saya” teman-teman”
Telemedisin Andalan Penyintas Masalah Kesehatan Mental
Reaksi fisik kita mungkin badan sering panas, terasa nyeri di tenggorokan atau dada, padahal saat pemeriksaan semuanya normal. Gejala lain yang muncul seperti sakit maag yang berulang, asma yang tak kunjung membaik, dan berbagai kondisi fisik yang seharusnya sehat menjadi bermasalah bila hal ini terjadi.
Cara lain yang kita lakukan adalah dengan membeli banyak barang, padahal kita mungkin tidak membutuhkannya dalam waktu dekat, membeli masker, hand sanitizer, bahan makanan, dan lain sebagainya.
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik di masa pandemi Covid-19. Kita berharap pandemi ini segera berakhir.
Rangkuman Sidang Bersama Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Semarang No 1 Covid-19 dan Kesehatan Jiwa Pusat Pembinaan Mental Masyarakat Pelayanan Psikologi Klinis Untuk mengatasi pandemi COVID-19 akhir-akhir ini (2/8/2022), istilah kesehatan jiwa mungkin terdengar bergema di telinga kita. Menurut WHO, kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana individu mempunyai kesejahteraan yang diwujudkan dengan seseorang yang mampu mewujudkan potensi dirinya, mampu mengatasi tekanan hidup normal dalam berbagai situasi kehidupan, mampu bekerja. produktif dan produktif, serta mampu membawa perubahan di masyarakat.
Krisis Kesehatan Mental! Mahasiswa Kkn Undip Lakukan Sosialisasi Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak
Hasil survei internasional yang dilakukan UNICEF dan Gallup di 21 negara pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa satu dari lima anak muda berusia antara 15 dan 24 tahun sering dilaporkan merasa tertekan atau tertarik pada aktivitas. Apalagi, saat ini kita sudah memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, kondisi kesehatan mental dan kesejahteraan mental anak-anak dan remaja semakin terpuruk. Jumlah kasus yang semakin meningkat setiap tahunnya menunjukkan perlunya pendidikan kesehatan mental, khususnya bagi orang tua yang merawat anaknya.
Sayangnya, banyak orang yang hanya mengutamakan kesehatan fisik dibandingkan kesehatan mental. Namun kesehatan mental juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Oleh karena itu, kesehatan mental harus dipandang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Berdasarkan permasalahan tersebut, Azzahra Verintan Sania mahasiswa Fakultas Psikologi Undip melancarkan komunikasi melalui program Kuliah Kerja Nyata TIM II berupa pelatihan bagi orang tua untuk memperhatikan kesehatan mental anak ( ) Sesi 2021/2022.
Pelatihan ini diberi nama “Psikoedukasi tentang pentingnya kesehatan mental anak sejak dini”. Di Aula RW 07, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyani, Kota Semarang, diadakan kegiatan sosialisasi dengan mengundang orang tua yang memiliki anak balita. Dalam kegiatan tersebut, para siswa menjelaskan kepada orang tua yang hadir dan membagikan pamflet yang memuat tentang pentingnya kesehatan mental, ciri-ciri kesehatan mental anak, tanda-tanda awal gangguan kesehatan mental pada anak dan tips menjaga kesehatan mental pada anak. Kegiatan ini pun mendapat tanggapan positif, dan beberapa orang tua berbagi pengalamannya terhadap permasalahan yang dihadapi anaknya.
Harapan dari kegiatan investigasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran orang tua dalam memperhatikan dan menjaga kesehatan mental anak. Sebab kesehatan mental yang baik membuat anak lebih bahagia dan anak bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang stabil. Kami berharap program ini dapat membantu masyarakat mencapai SDG nomor 3, yaitu hidup sehat dan sejahtera. Konsep kesehatan mental mencakup banyak aspek kehidupan manusia. Kesehatan mental manusia lebih dari sekedar tidak adanya penyakit mental; Hal ini juga mengacu pada negara sejahtera yang memungkinkan mereka mencapai potensi maksimal dalam berbagai bidang kehidupan (Pardede, 2022). Hal ini mencakup tubuh yang kuat dan sehat; perkembangan intelektual, yang mencakup kapasitas belajar dan pertumbuhan kognitif; dan perkembangan emosi positif, yang mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengelola emosinya dan menjaga keseimbangan emosi yang stabil.
6 Strategi Untuk Menjaga Kesehatan Mental Remaja Perempuan Menurut Penelitian
Namun, interaksi seseorang dengan dunia luar juga merupakan cerminan kesehatan mentalnya. Hal ini mencakup kemampuan untuk membentuk hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain pada tingkat pribadi, sosial, atau profesional. Seseorang dengan kesehatan mental yang baik kemungkinan besar akan mampu berbicara dengan jelas, menemukan solusi terhadap masalah, dan memberikan kontribusi yang konstruktif kepada kelompok sosialnya. Selain itu, mereka percaya diri dan mampu mengatasi tekanan dan tanggung jawab sehari-hari.
Dalam situasi ini, penting untuk dipahami bahwa kesehatan mental tidak hanya menjadi perhatian individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Orang dengan kesehatan mental yang baik cenderung lebih berpartisipasi dalam masyarakat, berkontribusi pada pembangunan sosial, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan semua orang.
Oleh karena itu, interaksi sosial dan keharmonisan dengan orang lain menjadi aspek penting dari gagasan kesehatan mental. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang harus mampu berkembang secara utuh, berhubungan dengan lingkungannya sedemikian rupa sehingga memajukan kesejahteraan kedua belah pihak. Alhasil, kesehatan mental tidak hanya mencakup individu saja, namun memberikan dampak baik bagi masyarakat dan lingkungan (Suwardiman, 2023).
Sedangkan menurut WHO, konsep kesehatan adalah keadaan yang mencakup kesejahteraan fisik, mental dan sosial, dan bukan sekedar bebas dari penyakit atau kecacatan. Dalam konteks definisi tersebut, kesehatan jiwa atau mental health merupakan komponen yang sangat penting yang termasuk dalam konsep umum kesehatan. Dengan kata lain, kesehatan dalam arti sebenarnya tidak dapat dicapai tanpa kesehatan mental yang baik (Pinilih et al., 2020).
Cita-cita Indonesia 2045 Terhalang Masalah Kesehatan Mental Remaja
Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menjelaskan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu keadaan dimana individu dapat berkembang secara jasmani, rohani, rohani dan sosial sedemikian rupa sehingga individu dapat menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan. masyarakat (Kurniawati, 2023).
Ada tiga gagasan pokok yang harus dipahami guna meningkatkan pemahaman tentang kesehatan. Pertama, kesehatan mental tidak bisa dipisahkan dari kesehatan secara umum; Kesehatan mental adalah bagian penting dari konsep kesehatan yang lebih luas. Kedua, kesehatan mental bukan sekedar tidak adanya kesehatan mental, namun mencakup aspek-aspek positif seperti kesejahteraan mental. Dan ketiga, kesehatan mental erat kaitannya dengan kesehatan fisik dan perilaku individu.
Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan hanya terbebas dari gangguan jiwa, namun juga kemampuan individu dalam menahan stres, bekerja secara produktif, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, kesehatan mental merupakan landasan penting bagi kesejahteraan individu dan fungsi kehidupan yang efektif, baik di tingkat individu maupun di tingkat komunitas, sesuai dengan pemahaman yang diungkapkan oleh WHO.
Gangguan jiwa merupakan kondisi kompleks yang terdiri dari berbagai masalah dan gejala yang seringkali menimbulkan perubahan signifikan pada pemikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Kondisi ini seringkali menimbulkan penderitaan psikologis dan gangguan yang signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik (Arhan & As, 2023).
Jual Buku Jejak Pemikiran Pemuda Indonesia Tentang Kesehatan Mental Dan Covid-19 Karya Nurul Husna Salahuddin, Intan Novianti, Ajran Nura, Fina Agustia Zain
Ciri utama gangguan jiwa adalah adanya perubahan mencolok pada pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang. Kondisi ini seringkali menjadi kendala yang mengganggu aktivitas sosial, pekerjaan, hubungan keluarga, dan kesejahteraan fisik seseorang. Gangguan jiwa dapat diakibatkan oleh reaksi maladaptif terhadap berbagai stresor lingkungan, baik yang bersifat eksternal (eksternal) maupun internal (internal).
Penting untuk diketahui bahwa gangguan kesehatan mental dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, lokasi geografis, tingkat pendapatan, status sosial, ras, etnis, agama, orientasi seksual, latar belakang budaya, atau faktor lainnya. Tidak ada batasan khusus yang memisahkan siapa saja yang bisa menderita gangguan jiwa. Kondisi ini dapat muncul pada berbagai tahap kehidupan, dan menurut data, tiga perempat gangguan kesehatan mental pertama kali muncul sebelum usia 24 tahun.
Namun, penting untuk dipahami bahwa banyak orang dengan masalah kesehatan mental seringkali enggan untuk mengungkapkan atau mencari bantuan. Mereka mungkin malu atau malu untuk mengakui bahwa mereka mengidap penyakit mental. Namun perlu dipahami bahwa gangguan kesehatan mental merupakan penyakit yang bisa diobati, seperti penyakit jantung atau diabetes. Mengidentifikasi dan mengobati gangguan kesehatan mental merupakan langkah penting untuk mencapai kesehatan mental yang optimal dan memungkinkan kehidupan yang lebih baik. Dengan dukungan dan pengobatan yang tepat, banyak orang dengan masalah kesehatan mental dapat mengatasi masalah tersebut dan menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna.
Gangguan jiwa adalah sekelompok penyakit yang mencakup berbagai gangguan seperti skizofrenia, psikosis, depresi, demensia, gangguan bipolar, keterbelakangan mental, dan gangguan perkembangan termasuk autisme. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya gangguan kesehatan jiwa tidak hanya terbatas pada disfungsi pengendalian pikiran, perasaan, perilaku dan interaksi sosial seseorang. Sebaliknya, faktor-faktor ini mencakup aspek kehidupan seseorang yang lebih luas, termasuk faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik, serta faktor lingkungan yang mencakup kebijakan nasional, perlindungan sosial, standar hidup, kondisi kerja dan dukungan masyarakat.
Kelompok Dukungan Bagi Tenaga Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19
Selain faktor-faktor tersebut, ada faktor lain yang berperan penting dalam berkembangnya gangguan kesehatan mental. Misalnya, stres yang berkepanjangan dapat berkontribusi signifikan terhadap perkembangan gangguan kesehatan mental. Begitu pula gizi yang tidak seimbang dan risiko infeksi perinatal di awal kehidupan. Faktanya, paparan berulang terhadap bahaya lingkungan tertentu juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental.
Gangguan jiwa dengan demikian merupakan masalah kompleks yang berkaitan dengan kehidupan seseorang dan interaksinya dengan lingkungan. Pahami berbagai faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan ini